Kelebihan dan Kekurangan Aplikasi Native, Web Mobile dan Hybrid



Telepon seluler saat ini dikelompokkan ke dalam dua jenis, yaitu telepon standar dan telepon pintar. Telepon pintar atau lebih akrab kita sebut dengan smartphone yang merupakan telepon seluler dengan kemampuan lebih, mulai dari resolusi, fitur, hingga komputasi, termasuk adanya sistem operasi mobile di dalamnya. Pertumbuhan smartphone akhir-akhir ini menunjukkan angka yang fantastis, khususnya di Indonesia. Pesatnya pertumbuhan smartphone secara langsung membawa dampak signifikan terhadap perkembangan aplikasi smartphone atau lebih dikenal sebagai aplikasi mobile (mobile apps).

Dalam waktu yang sangat singkat, pertumbuhan smartphone menunjukkan angka yang signifikan. Menurut hasil survei lembaga penelitian Nielsen yang dilakukan pada pertengahan tahun 2012, sebanyak 67% dari total responden yang dilibatkan merupakan pengguna smartphone. Jumlah ini diprediksi akan terus bertambah seiring dengan antusiasme pasar. Bagaikan dua sisi mata uang, pesatnya pertumbuhan smartphone membawa angin segar bagi para pengembang aplikasi mobile. Secara garis besar, ada tiga pendekatan yang digunakan untuk mengembangkan aplikasi mobile, yaitu aplikasi native, aplikasi web, dan aplikasihybrid.


1. Aplikasi Native


Aplikasi native adalah aplikasi yang secara khusus ditujukan untuk platform mobile tertentu dan menggunakan bahasa pemrograman serta perangkat lunak pengembangan sesuai platform tersebut. Sebagai contoh, aplikasi native Android ditulis menggunakan bahasa pemrograman Java dan tool Eclipse, sementara aplikasi iOS/iPhone dibuat menggunakan bahasa Objective-C dan tool Xcode.

Kelebihan:
  • Performa yang sangat baik karena ditulis secara native untuk platform spesifik.
  • Mampu mengakses semua fitur perangkat keras smartphone, seperti info device, accelerometer, kamera, kompas, file, dan sebagainya.
  • Menghasilkan antarmuka look and feel yang alami dengan sangat baik.
  • Aplikasi native kinerjanya mudah dan cepat, memiliki kemampuan untuk memanfaatkan perangkat lunak dan perangkat keras khusus dari perangkat mobile.
  • Hanya memiliki 1 domain.
  • Aplikasi native berkemampuan berjalan dalam kondisi off-line.
  • Aplikasi native untuk user experience yang terbaik.

Kekurangan:
  • Pengembangan yang tidak mudah karena menggunakan lingkungan, bahasa, dan API (Application Programming Interface) spesifik.
  • Dalam pengembangan aplikasi native yaitu kode yang dibuat untuk platform tertentu tidak dapat digunakan untuk platform yang lain.
  • Apabila ingin tersedia di platform lain maka harus ditulis dari awal dengan menggunakan tool pengembangan yang sesuai.
  • Harus melewati proses persetujuan dan pembatasan konten yang berlaku di toko aplikasi.

2. Aplikasi Web Mobile


Aplikasi web merupakan aplikasi website yang secara spesifik dioptimalkan untuk penggunaan di lingkungan smartphone. Aplikasi ini dibangun menggunakan standar teknologi-teknologi web, seperti HTML5, CSS3, dan JavaScript. Pendekatan write-once-run-anywhere pada aplikasi web menghasilkan aplikasi mobile cross-platformyang mampu bekerja pada platform mobile berbeda.

Kelebihan:
  • Dapat berjalan baik di semua browser modern pada platform mobile.
  • Tahap pengembangan yang sangat mudah karena menggunakan teknologi-teknologi web yang sudah ada. 
  • Tidak perlu mempelajari bahasa baru karena menggunakan bahasa yang sudah familiar, yaitu HTML5, CSS3, dan JavaScript.
  • biaya pengembangan aplikasi relatif lebih kecil dari aplikasi native – tergantung dari kompleksitas fitur yang diinginkan.
  • fitur spesifik device atau dukungan offline.
  • time to market menjadi lebih cepat karena tidak perlu membuat aplikasi berbeda untuk sistem operasi yang berbeda.
  • Pengguna tidak perlu harus mencari dulu di application store untuk mengakses mobile web tersebut.

Kekurangan:
  • Kemampuan aplikasi sangat terbatas, yakni tidak dapat mengakses fitur-fitur perangkat keras smartphone.
  • Sesuai karakteristiknya, aplikasi web mobile hanya tersedia secara online.
  • Performa kurang stabil dan bergantung pada konektivitas yang ada.
  • Harus mempunyai 2 buah domain,
  • Performa yang relatif lambat dibandingkan native app. Belum supportnya secara penuh semua browser pada fitur-fitur HTML5 menjadikan mobile web tidak konsisten dalam tampilan di browser yang berbeda.

3. Aplikasi Hybrid


Intuisi dari aplikasi hybrid adalah menanamkan aplikasi mobile HTML5 ke dalam kontainer native. Aplikasi ini berupaya mengombinasikan kelebihan-kelebihan pendekatan aplikasi web mobile HTML5 dan aplikasi native. Sederhananya, pendekatan ini akan mengonversi aplikasi web mobile HTML5 ke aplikasi native smartphone target. Untuk mengimplementasikan hal ini diperlukan dukungan perangkat lunak spesifik, yaitu framework pengembangan aplikasi mobile.

Kelebihan:
  • Tahap pengembangan yang relatif mudah karena memanfaatkan standar teknologi web.
  • Hasil pembuatan aplikasi dapat berjalan pada hampir semua platform mobile (bergantung framework yang digunakan) dan menariknya didistribusikan secara native.
  • Penggunaan framework aplikasi mobile memungkinkan akses ke fitur-fitur perangkat keras, seperti accelerometer, kamera, kalender, kontak, compass, storage, dan geolocation.
  • Memungkinkan pembuatan aplikasi online maupun offline.
  • dukungan multi-platform yang tidak dimiliki native namun biaya yang lebih mahal dibandingkan solusi mobile web.
  • Proses pengembangannya jauh lebih mudah

Kekurangan:
  • Memerlukan perangkat lunak bantu framework pengembangan aplikasi mobile berbasis web yang stabil dan mendukung lintas platform.
  • Bagaimanapun, performa aplikasi hybrid masih belum bisa menyamai aplikasi native.
  • kurang dukungan secara penuh untuk mengakses fitur asli bawaan dari device.
  • Harus melewati proses persetujuan dan pembatasan konten yang berlaku di toko aplikasi.

Dari ketiga pendekatan yang ada, pendekatan hybrid dipandang sangat potensial dan relatif mudah untuk diimplementasikan.



0 Response to "Kelebihan dan Kekurangan Aplikasi Native, Web Mobile dan Hybrid"

Post a Comment